Curhat Mantan Kader PKS



Oleh: Mustafa Kamal


Sewaktu saya masih aktif di kampus, sebelum predikat PNS melekat, saya adalah bagian dari Partai Keadilan (sekarang PKS). Ketertarikan saya menjadi bagian dari kader PKS adalah ketika diajak oleh seorang kawan mengikuti semacam pengajian yang diikuti oleh beberapa orang sekali seminggu. Dalam istilah PKS disebut dengan liqo’. Laki-laki (Ikhwan) dan Perempuan (Akhwat) kegiatannya terpisah.

Dalam kegiatan liqo ini diisi dengan majelis zikir dan majelis ilmu. Perihal keimanan, tauhid, ibadah, amalan sunnah, dikupas habis dalam majelis yang mirip zaman Rasulullah terima wahyu ini. Apa yang dipelajari musti diamalkan, dipertemuan berikutnya akan dievaluasi (mutaba’ah). Tidak boleh ada kebohongan, kejujuran adalah hal utama. Solusi-solusi akan dirembukkan bersama. Tidak ada rasa malu dan rendah harga diri disini. Persaudaraan sesama muslim sangat kental terasa.

Kami diajarkan bertanggungjawab dengan tugas amalan harian, jika tidak rampung maka di denda (iqob). Dalam satu majelis liqo dipimpin oleh satu murabbi yang lebih senior, kami dilatih menjadi da’i, berdakwah, tabligh akbar, majelis zikir, kemudian setiap bulan ada juga Tarbiyah Tsaqifyiah yaitu pengajian gabungan dari berbagai kelompok, setiap dua bulan sekali ada juga mabid (malam ibadah).

Intinya tugas kami sebagai kader adalah mengamalkan ilmu dengan mengisi mutaba’ah yaitu semacam catatan ibadah dan amalan harian yang optionnya yang saya ingat diantaranya ibadah (hubungan dengan Allah), tilawah, qiam, rawatib, sholat dhuha, bacaan Al Quran, mathurat , silaturahim dan lain-lain, dan tugas kader yang tak kalah pentingnya adalah mengajak orang beribadah atau diistilahkan “Rabthul’Am”, berdakwah sambil menjaga hubungan dengan umat.

Kekuatan persaudaraan antar sesama kader sangat kuat. Selain kegiatan diatas kami juga mengisi kegiatan dengan berolahraga bersama, sepakbola, futsal, camping, tafakur alam, dan lain sebagainya. Bahkan saya bisa nyetir mobil dari kegiatan kader di internal PKS tersebut. Juga banyak yang mendapatkan jodoh lewat wasilah atau perantara antar murabi ikhwan dan murabi akhwat di PKS. Sesama kader juga wajib saling mengingatkan, curhat, dan tolong menolong dalam kesulitan baik materi maupun rohani. habluminannas yang sangat indah dan takkan terlupa.

Ketika saya harus hijrah, untuk alasan suatu hal. Kemudian lulus menjadi PNS, kegiatan seperti itu saya “tinggalkan” karena ada larangan PNS berpolitik. Sebenarnya batin saya memberontak. Ada kehilangan yang sangat terasa ketika harus jauh dari saudara-saudara sesama muslim yang luar biasa. Ingin rasanya mengurus surat mutasi, dan menjalin hubungan silaturahmi dengan kader PKS di daerah dimana saya hijrah dan mengikuti kegiatan-kegiatan seperti dulu lagi. Namun niat itu hingga kini tidaklah terujud.

Namun hubungan internal diluar kepartaian masih terus terjalin dengan teman-teman di PKS. Banyak teman yang menyesalkan “keluar”nya saya dari partai. Apalagi saya sudah menjadi senior (murabbi) yang sudah merekrut banyak kader. Menurut mereka biarpun tak menjabat lagi dipartai karena status PNS setidaknya saya bisa aktif di dakwah atau pengkaderan. Akhirnya saya memilih diluar kotak saja. Simpatisan.

Setelah beberapa tahun berlalu, ketika saya sudah diluar kota, namun kontak dengan teman-teman dan kader PKS dimana saya bertugas tetaplah terpelihara. Mereka juga sering kerumah bersilaturahmi kerumah, dan berdiskusi tentang apa saja termasuk masalah politik PKS. Saya melihat seburuk apapun badai yang menerjang PKS sekarang, namun saya yakin tidak akan mampu mengalahkan kesolidan internal PKS. Karena yang menyatukan mereka bukanlah pandangan politik tapi lebih kepada persaudaraan sesama muslim yang sudah terbentuk dan mengakar kuat lewat kegiatan-kegiatan yang sangat bermanfaat baik didunia maupun akhirat.

Insyaallah, tidak akan ada satupun kekuatan yang dapat menghancurkan gerakan ini, karena tujuannya sangat mulia, yaitu mulai dari memperbaiki diri, keluarga, masyarakat dan negara. Bilapun ada yang “salah” maka itu adalah kesalahan pribadi mereka yang musti juga dipertanggungjawabkan secara pribadi. Teruslah berjuang wahai saudaraku, berjuang dalam Indahnya ukhuwah dalam dekapan rabithah, “bersalaman” rekat yang kuat dalam ketaatan hanya utk Allah SWT. Salam. 

0 Response to "Curhat Mantan Kader PKS"

Posting Komentar