Belenggu Setan



Diantara diskusi menarik setiap masuk bulan Ramadhan adalah status belenggu setan. Karena Rasulullah mengabarkan “Idza Jaa-a Ramadhan, futtihat abwaabul jannah, wa ghulliqat abwaabun naar, wa shuffidatusy syayaathiin”. Lalu sebagian orang sering berkata “Jika setan memang dibelenggu, mengapa selama bulan Ramadhan masih ada saja orang berbuat jahat? Kita bisa menjawabnya dengan beberapa hal berikut.

Pertama, Bisikan Dari Jauh

Setan punya banyak kemampuan khusus, diantaranya adalah mimbisiki hati dari kejauhan. Contoh mudah adalah pada kasus insiden buah khuldi. Saat itu, posisi setan sudah diusir dari surga karena sombong dan membangkang perintah Allah. Sedangkan posisi Nabi Adam ada di dalam surga. Meski demikian, setan masih mampu menggoda nabi Adam.

Jadi meski berada ditempat yang jauh dengan tangan dan kaki terbelenggu, setan masih bisa membisiki hati kita. Terlebih jika ada celah dihati yang secara khusus menjadi titik lemah dan jadi pintu masuk setan. Karena secara prinsip, manusia itu punya kelemahan dan setan akan masuk melalui pintu itu.

Dalam dunia pewayangan, ada Prabu Puntadewa atau yang kita kenal sebagai Yudistira. Disebutkan bahwa dia punya hati putih bersih (sifat mulia) hingga darahnya pun berwarna putih. Meski demikian, dia punya kegemaran suka bermain dadu. Dari sinilah, dia tergoda untuk bermain dadu hingga harus menyerahkan kerajaan Indraprasta kepada Prabu Duryudana dan menjalani hidup dipengasingan.

Begitulah, selama ada celah dihati yang bisa dimasuki setan, maka kemampuan menggoda masih tetap ada. Meski hanya lewat bisikan dari kejauhan.

Kedua, Sifat Magnetis

Saat belajar fisika di sekolah, kita tahu bahwa ada benda yang memiliki sifat magnetis. Maksudnya bisa dibuat magnet. Misalnya besi atau baja. Jika digosok secara terus menerus, maka besi atau baja tersebut tertular sifat magnet. Atau bahkan bisa pula berubah menjadi magnet.

Bisa jadi, hati juga memiliki sifat magnetis. Jika digosok dengan akhlaqul karimah, jika sering bersama dengan orang - orang shaleh, maka hati akan tertular sifat baik. Sebaliknya, jika digosok dengan akhlaqul madzmumah, jika sering bersama dengan orang - orang fasik, maka hati juga akan tertular sifat buruk.

Meski magnetnya sudah dijauhkan, tapi sifat yang sudah ditularkan masih ada. Terlebih jika magnetnya sudah berhasil menduplikasi diri kedalam benda tersebut. Disini, kita harus mawas diri siapa yang dijadikan teman. Karena pikiran, tindakan dan kebiasaan itu akan menular kepada kita. Meskipun mereka sudah pergi jauh atau sudah tiada.

Khathimah

Jelang bulan ramadhan, maka kita perlu melakukan tazkiyatun nafs dari akhlak tercela. Dengan menutup semua pintu hati yang berpotensi jadi sarana bisikan setan. Serta dari sifat dan kebiasaan yang berorientasi sifat tercela. Hanya dengan cara itu, kita bisa merasakan terbelenggunya setan dibulan ramadhan. Wallahu a’lam

0 Response to "Belenggu Setan"

Posting Komentar