Antara Shubuh dan Sya'ban

Hari ini Abi bercerita tentang seorang laki-laki bernama Sya’ban.
Laki-laki ini selalu hadir tepat waktu di masjid Nabawi ketika shubuh, bahkan ia selalu berhasil men-tag tempat di shaf 1 paling kanan, sampai semua orang tahu bahwa itu adalah tempatnya Sya’ban.
Suatu Shubuh, Rasul SAW tidak menemukan Sya’ban di tempat biasanya. Singkat cerita, Rasul SAW diantar oleh para sahabat menuju rumah Sya’ban.
Dan fakta apa yang ditemukan?
Fakta pertama, rumah Sya’ban dengan Masjid Nabawi berjarak 3 jam perjalanan. Bukan dengan motor apalagi dengan mobil. Tapi jalan kaki di padang pasir! Aku pernah mengalami sendiri, berjalan di atas pasir itu dua kali lebih melelahkan dari pada di tanah biasa.
It means, untuk bisa tepat waktu shubuh berjamaah, minimal Sya’ban harus berangkat dari rumah jam 1 pagi!
Fakta selanjutnya mengapa Sya’ban tidak Shubuh berjamaah? Ia meninggal dunia. Sya’ban tidak shalat Shubuh berjamaah hanya karena satu alasan : telah meninggal dunia πŸ˜­πŸ˜­πŸ˜­
Kemudian, istri Sya’ban memberi tahu Rasul SAW, ketika suaminya meninggal, ada pesan yang belum ia pahami. Sya’ban mengatakan : Mengapa tidak lebih jauh? Mengapa bukan yang lebih baru? Mengapa tidak semuanya?
Rupanya, ketika sakaratul maut, Allah memperlihatkan pahala-pahala kebaikan Sya’ban.
Ia menyesal, mengapa jarak rumahnya dengan masjid Nabawi hanya segitu.
Ia juga menyesal, suatu ketika ia mendapati orang yang kedinginan di masjid Nabawi, ia memberikan baju yang lama sedangkan ia memakai dobel baju, yang satu baru dan yang satu lama.
Dan.. Suatu ketika, Ia bertemu dengan seorang yang kelaparan tetapi ia hanya membagi sebagian rotinya sedang yang sebagiannya lagi ia makan.
Cukuplah cerita tentang Sya’ban menampar pipi ini πŸ˜­πŸ˜­πŸ˜­ Semoga Allah SWT mengistiqomahkan kita semua agar selalu terpaut hatinya dengan masjid dan selalu bersemangat untuk memakmurkannya.

Pesan : Perempuan memang lebih utama shalat di rumah, tetapi kita juga berkewajiban untuk memastikan suami, ayah, dan saudara laki2 kita untuk shalat berjamaah di Masjid.
Allahumma baariklanaa fii Rajaba wa Sya’bana wa ballighnaa Ramadhaan. Yaa Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.

0 Response to "Antara Shubuh dan Sya'ban"

Posting Komentar