Secuil Kisah dari Sejarah DPD PKS Kabupaten Pelalawan



Oleh: Markarius Anwar
Kalau kita membicarakan sejarah secara utuh, akan butuh narasumber yang banyak yang terdiri dari beberapa generasi pengukir sejarah tersebut. Karena itu saya tidak akan menceritakan sejarah PKS pelalawan secara utuh, melainkan penggalan-penggalan kisah  orang-orang yang turut mengisi puzel-puzel sejarah PKS pelalawan yang saya kenal dan alami bersama mereka. Oleh karena itu tentu saja saya akan menceritakannya sejak saya menginjakan kaki di bumi pelalawan pada tahun 2006 silam.
Namun sebagai pengantar, saya nukilkan pula sedikit cerita kepengurusan PKS Pelalawan sebelum saya datang ke pelalawan yang saya terima dari mulut-ke mulut, sehingga lebih terangkai dan dapat dipahami. Walau sekali lagi tidak akan dapat mencapai kesempurnaan sejarah tersebut. Untuk berkahnya penulisan ini, saya mulai dengan berserah diri kepada Allah SWT dan bersalawat kepada junjunganNya nabi Muhammad SAW dan lafalz basmalahbismillahirrohmanirrohim.
Saya hadir di pelalawan pada tahun 2006 bertepatan dengan suasana pilkada kabupaten pelalawan, waktu itu PKS pelalawan mendukung pasangan Azmun-Rustam. Saya teringat  pada saat baru menetap satu bulan dipelalawan diajak oleh ikhwah untuk menghadiri kampanye terakhir pak Azmun di desa lalang kabung. Itulah yang menandai kebersamaan saya dengan ikhwah di pelalawan.  Kepindahan saya ke pelalawan awalnya mendampingi istri yang PTT di kabupaten Pelalawan, dimana kami sebelumnya menetap di kota padang dan saya sendiri waktu itu masih bolak-balik ke Johor Malaysia untuk menyelesaikan S2 di UTM.
Pada tahun itu ikhwah di pelalawan belum seramai sekarang, saya ingat untuk kader inti hanya ada satu halaqoh yang digabung bapak-bapak dan ibu-ibunya. Ketua DPD pada saat itu diamanahi oleh ust Helmi Rusydi, sekaligus guru nggaji kami semua kader yang ada.   Ust helmi Rusydi dimanahkan untuk menjadi qiyadah di pelalawan sejak tahun 1999 atau sejak Pelalawan dimekarkan dari kabupaten Kampar sampai tahun 2007. Walau pada tahun 2005 sempat diselingi sebentar oleh seorang ustadz dari padang, bliau adalah ust Miftah. Tidak lama bliau di pelalawan, sehingga pada tahun itu juga bliau kembali berpindah kerja, dan kepemimpinan jama’ah dakwah pelalawan dilanjutkan kembali oleh ust Helmi Rusdy hingga tahun 2007.
Sedikit saya ceritakan sedikit tentang bliau qiyadah sekaligus guru ‘ngaji’, sekaligus abang dan orang tua kami di PKS Kabupaten pelalawan waktu itu. Ust Helmi Rusydi adalah serorang yang tenang, teliti, pekerja keras dan selalu mengayomi. Walau pekerjaan bliau di PT.RAPP menguras waktu dan tenaganya, tapi bliau selalu menyediakan waktunya untuk dakwah dan jamaah ini. Konsentrasi kepengurusan bliau waktu itu adalah kaderisasi, karena memang jumlah kader waktu itu masih minim dan jama’ah ini membutuhkan kader untuk mendukung dakwah ini. Tapi sekali-kali menyempatkan diri juga untuk jaulah bersama-sama ikhwah lainnya untuk mencari orang-orang didesa yang siap untuk menjadi pengurus DPRa waktu ini. Satu kejadian yang tak terlupakan oleh saya bersama bliau adalah waktu dalam suatu perjalanan dakwah ke pangkalan lesung. Saya diminta menyupiri bliau, karena waktu itu memang tidak banyak ikhwah di pelalawan yang bisa nyetir dan punya banyak waktu luang, saya sendiri masih dalam posisi “pengangguran lokal” karena sedang dalam masa menunggu wisuda S2 di Malaysia dan menunggu panggilan kerja dari beberapa kampus dan perusahaan di Pekanbaru.
Saat melakukan jaulah ‘istimewah itu’ istri saya sedang kalam kondisi hamil tua anak kami yang kedua dan sudah masuk tafsiran melahirkan hari itu. Awalnya terasa berat untuk meninggalkan istri dalam kondisi seperti itu, tapi sang ustadz memberikan kami satu nasehat; kalau kita membantu agama Allah ini, maka Allah akan membantu kita mengurus urusan-urusan kita. Dan kami  tetap menjalankan jaulah dakwah satu hari penuh waktu ini. Alhamdulillah pulang jaulah sorenya saya masih sempat mengantar  istri ke klinik dan  malammnya melahirkan dengan normal dan selamat, hebatnya lagi biaya melahirkan digratiskan oleh yang punya klinik. Subhanallah. Begitulah pengaruh pribadi ust helmi yang banyak mempengaruhi kami dalam menjalankan amanah dakwah waktu itu.
Konsentrasi program bliau waktu itu pada bidang kaderisasi waktu itu cukup membawa dampak positif pada kepengurusan berikutnya, dan hari ini dirasakan manfaatnya. Kader-kader mulai banyak dan pos-pos jama’ah mulai terisi dengan baik.
Pada tahun 2007 terjadi pergantian qiyadah, seiring dengan berakhirnya masa kepengurusan sebelumnya. Untuk melakukan percepatan capaian-capaian kestrukturan dan kaderisasi, pengurus wilayah membantu dengan mendatangkan serorang ustadz sekaligus qiyadah dari Jakarta melalui wilda sumbagut. Satu hari sebelum musda tahun 2010 baru kami dapat informasi sudah ada ustadz yang bersedia mengemban amanah di pelalawan, bliau adalah ustadz Muhammad Taufik HS, SAg. Saya ditugaskan untuk menjemput dan menyambut bliau di bandara, kesan pertama berjumpa bliau ‘luar biasa’, bliau langsung menghidupkan semangat dakwah yang membara dihati kami. Bliau rela meninggalkan semua kenikmatan hidup di Ibukota untuk berdakwah kepelosok negeri ini. Bliau meninggalkan anak dan istrinya di Jakarta demi dakwah ini. Dan baru balik ke Jakarta menjemput keluarganya setelah beberapa bulan di Pelalawan, setelah merapikan tatanan dakwah disini.
Ustadz taufik adalah seorang yang memiliki hamasah yang luar biasa dan selalu ditularkannya kepada kami semua murid-muridnya. Kepribadian bliau yang mengayomi dan sangat bersahabat dengan siapa saja dapat menumbuhkan terjalinya kekuata ukhuwah diantara kami yang ada di pelalawan. Konsentrasi kepengurusan dibawah komando bliau adalah kaderisasi dan terpenuhinya kebutuhan struktur DPRa. Waktu-waktu bliau disibukan dengan mengisi taklim dimana-mana dan jaulah keseluruh pelosok negeri amanah.  Pergi pagi hari dan baru kembali kerumah tengah malam bliau lalui dengan semnagat. Seolah-olah bliau tidak punya rasa letih dan lelah dalam berjuang. Saya yang diamanahkan oleh bliau untuk membidangi pembinaan cabang, menyaksikan sendiri kerja-kerja besar yang bliau lakukan didesa-desa diseluruh peloksok pelalawan, sehingga jamaah ini semakin mendapat tempat dihati masyarakat. Bliau dibantu oleh Tengku Kespandiar diamanahkan sebagai sekretaris, Ahmad Sukaeni di bidang kaderisasi, ana sendiri sebagai Bidang Pembinaan cabang,  Abdullah di bidang kebijakan publik,M Syah Reza sebagai bendahara dan Muhameilin Islamedina sebagai Bidang Pemberdayaan Perempuan dan kader-kader yang lain, yang tak bisa ana tuliskan semua.
Bliau dan keluarganya merupakan qhudwah hasanah bagi kami di pelalawan. Kami diajarkan seperti apa “keluarga dakwah” itu yang sesungguhnya. Kerja-kerja besar yang bliau lakukan tentu saja lahir berkat dukungan istri dan anak-anaknya, yang rela waktu abinya habis terkuras untuk mengurus dakwah dan mengurus kami ‘adhonya. Tak pandai kami menggambarkan luar biasanya kepribadian bliau sekeluarga, sehingga bliau selalu  menjadi guru bagi kami, menjadi orang tua, menjadi pemimpin sekaligus sebagai sahabat kami dalam mengarungi samudra kehidupan. Meleleh air mata haru ini bila meneruskan tulisan tentang pribadi bliau yang selalu berkorban untuk dakwah ini dengan segenap keikhlasan dan kesungguhannya.
Pemilu pada tahun 2009 merupakan puncak kesibukan diperiode kepengurusan bliau dan bersama bliau kami dapat memenuhi ketersedian 75 % DPRa yang ditargetkan oleh wilayah pada saat itu.  Dan PKS Pelalawan dapat mengantarkan satu orang wakil di DPRD Pelalawan (kami sendiri) dengan capaian suara 4333 dan seorang wakil di DPRD Propinsi Riau Ust. Indra Isnaini.
Setelah melewati pemilu, bliau mengamanahkan kepada kami untuk merencanakan sebuah barkaz dakwah sebagai sarana penguatan institusional building bagi jamaah dakwah di Pelalawan. Alhamdulillah diakhir kepengurusan bliau tahun 2010 markaz sudah mulai menampakan hasil, walau bisa belum dioperasikan dan diresmikan secara utuh diperiode sekarang.
Pada tahun 2010  dilakukan musda berikutnya, hasilnya kepemimpinan berikutnya diamanahkan kepada akhuna Tengku Kespandiar dan ust. Taufik Mendapat Amanah baru sebagai Ketua darda 1 di DPW Riau. Dimasa Kepemimpinan Ustadz Tengku kespandiar, PKS semakin mendapat tempat dihati masyarakat kabupaten pelalawan. Bliau seorang pemimpin yang visioner dan memiliki manajerial yang cukup baik, ditambah lagi bliau seorang putra daerah pertama yang menakhodai PKS Pelalawan. Jaringan kepengurusan dan dukungan terhadap PKS mulai menorehkan hasil di seluruh pelosok negeri di Kabupaten Pelalawan, terutama di daerah perairan yang selama ini sulit dijangkau.  Bliau didukung oleh seorang istri yang juga luar biasa peran-perannya didalam dakwah ini, teristimewah didalam program kaderisasi. Kesibukannya sebagai PNS tidak menghalanginya untuk memiliki binaan yang banyak. Hamper separoh kader-kader akhwat ‘menjadi’ ditangan bliau.
Dibawah kepengurusan sekarang ini telah dipancangkan target untuk menjadi 3 besar diPelalawan dengan raihan 7 kursi dikabupaten Pelalawan dan mengatarkan satu wakil lagi untuk DPRD Propinsi Riau. Sejarah sedang ditorehkan, semoga kerja keras yang dilakukan oleh pengurus sekarang dapat diredhoi Allah SWT. Allahu’alam bishowab

0 Response to "Secuil Kisah dari Sejarah DPD PKS Kabupaten Pelalawan"

Posting Komentar