PKS Pasti Belajar Banyak dari Kudeta Presiden Mesir

PKS Pelalawan | Ingatan kita tentu masih kuat tentang keadaan Mesir sebelum keruntuhan rezim otoriter Mubarak. Kemudian Mesir berubah 180 derajat menjadi negara demokrasi yang melaksanakan pemilu dengan baik. Terpilihlah Mursy dan menjalankan pemerintahan dengan upaya-upaya proses yang demokratis.
Misalnya tidak memberangus media yang terus menyerangnya, walaupun itu berbahaya. Namun sebagai pilihan demokratis itu tidak dilakukan. Dan malah itu dilakukan oleh militer yang kemarin mengkudetanya.
Setelah itu ditengah euforia kemenangan yang senantiasa berpotensi konflik, seperti dijelaskan dalam  maka kemudian proses-proses yang dijalankan oleh Mursy yang lebih demokratis itu dikalahkan oleh kekuatan militer yang memanfaatkan demonstrasi rakyat. Dan bisa saja demonstrasi itu adalah gerakan yang disulut atas berbagai kepentingan yang berbeda-beda dengan hanya satu tujuan menggulingkan Mursy. Sehingga kita harus memotret konflik Mesir ini dengan frame; digulingkannya proses demokrasi oleh kekuatan kontra demokrasi.
Indonesia pada zaman Gus Dur mengalami kejadian yang kurang lebih sama. Hanya saja negeri ini bisa lebih beradab dan tetap menggunakan instrumen demokrasi untuk penyelesaiannya. Sehingga kita harus yakin, bahwa bangsa Indonesia memang berbeda karakter dengan bangsa Arab. Mereka memang memiliki karakter bertarung, sedangkan bangsa kita adalah bangsa yang memiliki fitrah gotong royong.
Maka, PKS yang lahir dari lambung bumi pertiwi dan tumbuh besar bersama anak negeri yang tercerahkan akan semakin belajar dan mengerti; bahwa kehidupan demokratis harus dilengkapi dengan benteng yang kuat menahan arus gerakan yang tidak demokratis namun kuat dan merusak.
Sekali lagi, karena karakter masyarakat yang berbeda antara bangsa Arab dan bangsa Melayu, maka pendekatannya berbeda. Tetapi kekasarannya kurang lebih sama. Atau pemaksaan prosesnya kurang lebih sama.
Kita melihat realitas proses demokratis yang telah berjalan di negeri Mesir “dipaksa”berhenti oleh kudeta militer. Maka, demikian juga apa yang terjadi sejauh ini dengan PKS. Proses membangun konstruksi partai yang sehat yang memberikan harapan kepada kemajuan bangsa ini juga tengah melalui proses “dipaksa” untuk dihentikan.
Proses pemaksaan itu sebenarnya adalah perseteruan lama yang sebentar lalu muncul dan tenggelam. Hanya terakhir ini mengingat waktu yang semakin dekat kepada pemilu seolah tancap gas. Dengan demikian, silakan kita semua saksikan, pemaksaan-pemaksaan kasus kepada PKS begitu bombardir dengan materi kasus yang lemah. Kelemahan itu banyak dijelaskan oleh para pakar hukum. Sehingga terlalu beresiko bila KPK sampai berani memakai itu sebagai upaya pemberantasan korupsi.
Bahkan menjadi terlihat konyol ketika ICW tiba-tiba begitu bersemangat ingin seolah-olah mengkampanyekan pemberantasan korupsi, dengan cara membubarkan PKS dengan tuduhan corporate corruption yang belum terbukti. Padahal ada kasus partai lain yang predicate-crime soal korupsi dan aliran dan kepada partainya sudah lebih jelas dan proses hukumnya telah berlangsung lama.
Tapi, tenang saja. Orang timur sebagai bangsa melayu yang cinta damai, kita semua bersama PKS akan belajar dari tragedi Mesir, dan kita akan persiapkan bersama-sama sebuah gebrakan baru bagi dunia. Indonesia akan selalu menjadi inspirasi kemerdekaan kemanusiaan, sebagaimana dulu Indonesia menginspirasi kemerdekaan bagi bangsa Mesir dengan Proklamasi Kemerdekaan.
Bahkan saat itu, Ikhwanul Muslimin yang mendesak pemerintahan Mesir untuk yang pertama menyatakan dukungan terhadap Proklamasi Kemerdekan bangsa ini.

__________________
By: Andri 24id (Kompasianer)
*http://politik.kompasiana.com/2013/07/05/pks-pasti-belajar-banyak-dari-kudeta-mesir-570974.html

0 Response to "PKS Pasti Belajar Banyak dari Kudeta Presiden Mesir"

Posting Komentar