Sebuah Kado Cinta Hari Guru Nasional 2014 : “Untukmu Guru”



Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
S’bagai prasasti trima kasihku tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jaasa.
(Hymne Guru)

Hymne itu begitu indah. Hymne itu begitu menyejukkan. Dan bagi banyak orang, Hymne itu begitu menggetarkan hingga mampu merubahnya menjadi bulir bulir kristal yang membuncah dari kelopakmata, saat melantunkan baris baris hymne itu sembari menghadirkan wajah wajah teduh penuh ketegaran dari sosok guru.

Betapa tidak, ditengah pedih dan permasalahan yang dihadapi sang guru, dihadapan murid, mereka  tetap tampil prima bak ksatria  yang sedang memberi minum pasukannya yang kehausan, mengobati luka mereka dengan penuh cinta, meski prajuritnya tak pernah tau, ada luka menganga ditubuh sang ksatria. Ada darah segar mengalir disebalik baju perangnya  yang perkasa.

Tapi itulah cinta. Sebab cinta itu adalah energi. Dan Tuhan telah menitipkan sebagian energi cintanya itu kepada manusia bernama Guru.

Silahkan tanyakan kepada murid murid SD, apakah mereka mengerti, ketika gurunya menuntun mereka membaca, menulis dan berhitung berulang kali dg penuh kesabaran karna anak anak SD itu begitu sulitnya memahami, sedangkan gaji mereka beberapa bulan belum dibayarkan sebab keterlambatan pengesahan APBD?

Silahkan tanyakan kepada murid murid SMP, apakah mereka memahami ketika gurunya mengajari rumus rumus yang pelik, pada saat itu rumus dapur gurunya yang menunggak tiga bulan diwarung harian , tak pernah dikupas dipapan tulis kelas?

Silahkan tanyakan kepada murid murid SMA/SMK, apakah mereka menyadari ketika  guru mereka dapat berdiri dengan senyum sempurna mengajarkan mereka arti kehidupan, menasehati mereka yang sudah lincah menghamun, menggertak dan mencibir sang guru, justru karna disaat yang lain guru mereka menguras energi untuk dapat membeli minyak motor kesekolah dan susu anak anaknya dengan mengajar les, privat, menjual kue dan baju?

Tidak, mereka tidak mengerti, tidak memahami, tidak menyadari. Tetapi kenapa itu bisa tetap terjadi? Hanya cinta jawabannya. Karna ada cinta guru untuk masa depan Indonesia. 

Quo Vadis Hari Guru Nasional?

Berbicara tentang Guru dan Hari Guru, tidak terlepas dari berbicara tentang Undang undang terkait keguruan. Dan Undang undang terkait ini cukup unik, sebab ada UU yang lahir sebelum reformasi, ada pula yang lahir setelah reformasi.

Tanggal 25 November diperingati sebagai hari Guru Nasional berdasarkan keppres No 78 tahun 1994, keppres yang terbit jauh sebelum Reformasi bergulir. Bahkan UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional sudah diganti dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Demikian juga dengan PP Nomor 38 tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan sudah diganti dengan peraturan yang lebih tinggi, yaitu UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang dilengkapi dengan kehadiran PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Banyak perubahan yang telah terjadi semenjak lahirnya Undang Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang Undang tentang Guru dan Dosen, tapi masalah pendidikan masih berkutat pada 4 persoalan utama: Jumlah guru yang kurang, Kualitas Guru, distribusi Guru serta Kesejahteraan Guru.

Keempat persoalan utama ini sangat menentukan kualitas pendidikan kita. Di Kabupaten Pelalawan misalnya, kekurangan guru PNS ditutupi oleh Guru Honor Daerah dan Guru Bantu Provinsi. Jumlahnya mencapai hampir  3000 guru. Kepada mereka anak anak kita titipkan. Namun keterbatasan kemampuan keuangan daerah dan kebijakan pendidikan daerah selalu menjadi alasan utama bahwa penghasilan mereka tidak berbeda dengan penghasilan profesi yang lain seperti petugas kebersihan sekolah dan  petugas keamanan sekolah, sedangkan  tantangan yang dihadapi tentu berbeda. Padahal sejatinya anggaran  22,9 persen atau sekitar 490 Milyar dari APBD Kab Pelalawan masih dapat diefektifkan dan dimaksimalkan untuk menuntaskan keempat persoalan utama pendidikan kita.

Karena itu momentum Peringatan Hari Guru tahun ini menjadi demikian penting diawal pemerintahan baru NKRI. Karnanya pula, maka gerakan yang diusung Mentri Pendidikan Nasional, Anies Baswedan, yakni Gerakan Memuliakan Guru pada peringatan hari Guru tahun ini, perlu didukung, apapun bentuknya. Agar peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2014, punya makna baru dalam pendidikan Indonesia, bukan sekedar seremonial tanpa makna.

Akhirnya, kita berdoa agar kualitas pendidikan dinegeri ini semakin baik. Tentu saja salah satunya adalah dengan memuliakan guru.  Semua guru baik., karna Guru yang baik adalah guru yang kita muliakan. Guru yang kita perhatikan sepenuhnya. Karna itu meski dengan makna yang berbeda, saya tetap kurang sepakat terhadap pernyataan Mustafa Kemal Ataturk diawal abad 21, ketika beliau mengatakan: “A good teacher is like a candle - it consumes pan to light the way for others.  -Guru yang baik itu ibarat lilin – membakar dirinya sendiri demi menerangi jalan orang lain.” . 

Selamat Hari Guru Nasional. Dan simaklah do’a kami Untukmu Guru: ”Ya Tuhan, Muliakanlah Guru kami. Saksikanlah kami mencintai mereka. Karnanya kumpulkan mereka nanti bersama orang orang yang Engkau cintai. Aamiin”

H. Abdullah

Wakil Ketua Komisi I DPRD Kab. Pelalawan - Riau

0 Response to "Sebuah Kado Cinta Hari Guru Nasional 2014 : “Untukmu Guru”"

Posting Komentar