Oleh: Nandang Burhanudin
Tragedi pembantaian Ikhwanul Muslimin di Mesir dan pembiaran yang dilakukan saudara-saudara muslim lainnya, mengajarkan kita beberapa hal:
- Pemahaman Islam yang dimiliki Ikhwanul Muslimin sangat universal-modern-dan holistik. Islam Din-Dunya-Daulah, tidak sekedar jargon kosong di buku-buku tipis yang penuh retoris. Karena doktrin inilah, IM dibenci.
- Ada sebagian kalangan yang mengharamkan mencukur janggut, namun tak peduli saat ruhnya tercukur habis selamanya.
- Ada yang teriak-teriak Thogut, namun diam berpangku tangan saat thogut membantai saudara seIslam. Dibantai saat shalat dan mempertahankan hak yang dirampas.
- Ada yang sibuk berdebat tentang haramnya musik, namun ia tak berkutik saat suara darah tertumpah dan jenazah syuhada terjatuh rebah ke tanah.
- Ada yang sibuk mempermasalahkan isbal, celana cangkring, namun ia tak permasalahkan masjid-masjid dipenuhi darah dan tumpahan air mata jiwa-jiwa yang tengah puasa di bulan Ramadhan.
- Ada yang sibuk teriak-teriak syariah, namun tak terdengar suaranya saat syariah Islam dihancurkan oleh para pemabuk-pezina-artis porno.
- Belum lama kita lihat tulisan; "Khilafah solusi dari segala kesulitan dan problematika hidup. Al-Khilafah Hallun Likulli Masyaakil. Namun tak satu nyawa pun yang mampu diselamatkan oleh khilafah yang diteriakkan."
- Ada yang membenci dan menganggap najis Demok-e-rasi. Namun tak ada nyali mengharamkan kudeta junta militer represif yang hobi membunuh pengkritiknya.
Ramadhan, memang bulan Al-Furqan (pembeda), mana pejuang hakiki, mana yang sekedar cari sensasi.
0 Response to "Pembantaian Rab'ah di Antara Islam Sejati dan Islam ilusi"
Posting Komentar